Sabtu, 18 Juni 2011

KENAKALAN REMAJA




Dalam kehidupan para remaja sering kali diselingi hal hal yang negative dalam rangka penyesuaian dengan lingkungan sekitar baik lingkungan dengan teman temannya di sekolah maupun lingkungan pada saat dia di rumah. Hal hal tersebut dapat berbentuk positif hingga negative yang serng kita sebut dengan kenakalan remaja. Kenakalan remaja itu sendiri merupakan perbuatan pelanggaran norma-norma baik norma hukum maupun norma sosial. Sedangkan Pengertian kenakalan remaja Menurut Paul Moedikdo,SH adalah :

1. Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti mencuri, menganiaya dan sebagainya.
2. Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk menimbulkan keonaran dalam masyarakat.
3. Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial.

Adapun gejala-gejala yang dapat memperlihatkan hal-hal yang mengarah
kepada kenakalan remaja :

1. Anak-anak yang tidak disukai oleh teman-temannya sehingga anak tersebut menyendiri. Anak yang demikian akan dapat menyebabkan kegoncangan emosi.
2. Anak-anak yang sering menghindarkan diri dari tanggung jawab di rumah atau di sekolah. Menghindarkan diri dari tanggung jawab biasanya karena anak tidak menyukai pekerjaan yang ditugaskan pada mereka sehingga mereka menjauhkan diri dari padanya dan mencari kesibukan-kesibukan lain yang tidak terbimbing.
3. Anak-anak yang sering mengeluh dalam arti bahwa mereka mengalami masalah yang oleh dia sendiri tidak sanggup mencari permasalahannya. Anak seperti ini sering terbawa kepada kegoncangan emosi.
4. Anak-anak yang mengalami phobia dan gelisah dalam melewati batas yang berbeda dengan ketakutan anal-anak normal.
5. Anak-anak yang suka berbohong.
6. Anak-anak yang suka menyakiti atau mengganggu teman-temannya di sekolah atau di rumah.
7. Anak-anak yang menyangka bahwa semua guru mereka bersikap tidak baik terhadap mereka dan sengaja menghambat mereka.
8. Anak-anak yang tidak sanggup memusatkan perhatian.


Dengan sedikit pengertian kenalan remaja diatas membuat kita akan lebih mengerti akan sikap dan perilaku remaja kita apakah baik baik saja ataukah sudah mengarah pada suatu kenakalan remaja.

PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING





Bimbingan Konseling, Bimbingan adalah Proses pemberian bantuan (process of helping) kepada individu agar mampu memahami dan menerima diri dan lingkungannya, mengarahkan diri, dan menyesuaikan diri secara positif dan konstruktif terhadap tuntutan norma kehidupan ( agama dan budaya) sehingga men-capai kehidupan yang bermakna (berbahagia, baik secara personal maupun sosial)”


Bimbingan dan Konseling, “Proses interaksi antara konselor dengan klien/konselee baik secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung (melalui media : internet, atau telepon) dalam rangka mem-bantu klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau memecahkan masalah yang dialaminya”.

Fungsi layanan Bimbingan dan Konseling

* fungsi pemahaman

Memahami Karakteristik/Potensi/Tugas-tugas perkembangan Peserta didik dan membantu mereka untuk memahaminya secara objektif/realistik

* fungsi preventif

Memberikan Layanan orien-tasi dan informasi mengenai berbagai aspek kehidupan yg patut dipahami peserta didik agar mereka tercegah dari masalah

* fungsi pengembangan

Memberikan Layanan Bimbingan untuk Membantu Peserta didik Mampu Mengembangkan potensi dirinya/Tugas-tugas perkembagannya


* fungsi kuratif

Membantu para Peserta didik agar mereka dapat memecahkan masalah yang dihadapinya (pribadi,sosial, belajar,atau karir)


Jenis – jenis Bimbingan dan Konseling

Bimbingan akademik

Bertujuan:

1. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif.
2. Memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat
3. Memiliki keterampilan belajar yang efektif.
4. Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan belajar/pendidikan.
5. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.
6. Memiliki keterampilan membaca buku.


Bimbingan pribadi/social

Bertujuan:

1. Mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME.
2. Memiliki pemahaman ttg irama kehidupan yg bersifat fluktuatif (antara anugrah dan musibah) dan mampu meresponnya dg positif.
3. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif
4. Memiliki sikap respek thd diri sendiri
5. Dapat mengelola stress
6. Mampu mengendalikan diri dari perbuatan yang diharamkan agama
7. Memahami perasaan diri dan mampu mengekspresikannya secara wajar
8. Memiliki kemampuan memecahkan masalh
9. Memiliki rasa percaya diri
10. Memiliki mental yang sehat


Bimbingan karier

Bertujuan:

1. Memiliki pemahaman tentang sekolah-sekolah lanjutan.
2. Memiliki pemahaman bahwa studi merupakan investasi untuk meraih masa depan.
3. Memiliki pemahaman tentang kaitan belajar dengan bekerja.
4. Memiliki pemahaman tentang minat dan kemampuan diri yang terkait dengan pekerjaan.
5. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir.
6. Memiliki sikap positif terhadap pekerjaan.
7. Memiliki sikap optimis dalam menghadapi masa depan.
8. Memiliki kemauan untuk meningkatkan kemampuan yang terkait dg pekerjaan.


Bimbingan keluarga

Bertujuan:

1. Memiliki sikap pemimpin dalam keluarga
2. Mampu memberdayakan diri secara produktif
3. Mampu menyesuaikan diri dengan norma yang ada dalam keluarga
4. Mampu berpartisipasi aktif dalam mencapai kehidupan keluarga yang bahagia.


Tujuan diberikannya layanan Bimbingan dan Konseling

1. Menghayati nilai-nilai agama sebagai pedoman dalam berperilaku
2. Berperilaku atas dasar keputusan yang mempertimbangkan aspek-aspek nilai dan berani menghadapi resiko.
3. Memiliki kemampuan mengendalikan diri (self-control) dalam mengekspresikan emosi atau dalam memenuhi kebutuhan diri.
4. Mampu memecahkan masalah secara wajar dan objektif.
5. Memelihara nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan dalamberinteraksi dengan orang lain.
6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kodrati laki-laki atau perempuan sebagai dasar dalam kehidupan sosial
7. Mengembangkan potensi diri melalui berbagai aktivitas yang positif
8. Memperkaya strategi dan mencari peluang dalam berbagai tantangan kehidupan yang semakin kompetitif.
9. Mengembangkan dan memelihara penguasaan perilaku, nilai, dan kompetensi yang mendukung pilihan karir.
10. Meyakini nilai-nilai yg terkandung dalam pernikahan dan berkeluarga sebagai upaya untuk menciptakan masyarakat yg bermartabat.

TIPS MENJAGA KEHARMONISAN KELUARGA




Berumahtangga adalah awal dari hidup dalam kehidupan. Dimana kita semua akan memulai lembaran baru dan kisah yang baru pula. Dimana awalnya kita hidup bebas dengan kesendirian kita…setelah berkeluarga kita akan terikat secara tidak langsung dengan pasangan kita sesuai dengan batasan hak dan kewajiban pasutri.oleh karenanya kita harus menjaga keharmonisan rumah tangga kita.
Didalam berkeluarga, kita harus selalu menjaga keharmonisan rumah tangga sampai akhir hayat kita, tidak hanya diawal rumah tangga saja. Dibawah ini ada beberapa tips dari saya untuk menjaga keharmonisan rumah tangga “

JAGALAH CINTA

Cinta itu bagaikan cahaya jalan, jalan cahaya, jiwa kehidupan, dan kehidupan jiwa. Cinta pasutri adalah rasa cinta yang alami yaitu naluri cinta yang diciptakan oleh Allah dalam diri manusia berikut dengan segala unsur dan ciri-ciri khasnya, baik yang bersifat ruhani maupun yang bersifat materi. Perasaan cinta pasangan suami istri dapat ditumbuhkan dan dijaga dengan ketaqwaan. Taqwa dan ihsan akan menciptakan berbagai sumber kebaikan bagi seorang muslim dalam semua aspek kehidupannya, termasuk jalinan cinta kasih pasutri. Cinta yang dikelola dijalan Allah akan menghasilkan sesuatu yang indah dunia dan akherat. Cinta pasangan suami istri adalah hubungan rumahtangga dan perasaan. Dengan terjalinnya hubungan ini, pasutri akan merasakan ketentraman.

KENIKMATAN CINTA

a. Kenikmatan Perasaan

* Selalu ingin berbicara dengan pasangannya
* Salah satu tanda dari adanya rasa cinta adalah terjalinnya komunikasi yang baik antar pasutri. Dengan adanya pembicaraan tentang keluh kesah maupun kegiatan dihari-hari pasutri, maka secara tidak langsung akan menumbuhkan perasaan cinta yang sangat besar, karena disini pasutri akan merasa dibutuhkan oleh pasangannya.
* Dampingilah pasangan kita disaat kita mampu untuk mendampinginya
* Ungkapan perasaan cinta yang manis
* Kata-kata yang indah nan manis yang memiliki makna cinta yang akan memberikan kesegaran tersendiri dalam cinta. Walaupun terkadang banyak orang yang mengatakan bahwa kata-kata cinta adalah rayuan gombal. Ya…jika rayuan itu digunakan pada saat pacaran. Namun, apabila digunakan pada hubungan yang halal, maka hal itu akan membuat hubungan pasutri semakin indah.
* Merayu dan seringlah ucapkan terimakasih
* Rayulah pasangan anda dengan romantis dan ucapkanlah selalu kata terimakasih jika pasutri telah memberikan sesuatu..apapun itu.
* Manjakanlah pasutri dengan sebutan yang disukainya
* Sebutlah panggilan untuk pasangan anda dengan panggilan yang romantis, misalnya : sayang, cinta, cantik, dll. Karna itu akan membuat pasangan kita merasa sangat dicintai.
* Ajaklah bercanda
* Cobalah untuk bermain dan bercengkerama
* Memuji dn menyanjung
* Mempelakukan pawangan kita sebaik mungkin
* Membantu pekerjaan rumah tangga
* Berhias
* Mempunyai rasa cemburu yang terpuji
* Bersikap lembut dan manja

b. Kenikmatan seksual

* Kenikmatan seksual disini terdiri dari kinimatan anggota tubuh dan kenikmatan seksual yang dijalin antara pasangan suami dan istri

JALINLAH SALING PENGERTIAN ANTAR PASUTRI

Dangan adanya pengertian dari masing masing individu baik dari pihak suami maupun istri, rumah tangga seseorang akan lebih awet dan langgeng. Saling pangertian disini dapat di artikan dengan memberikan perhatian yang lebih, pengertian pada pasangan karena kesibukan atau suatu hal membuat pasangan kita akan lebih dekat, lebih nyaman pada kita sehingga pasangan kita merasa bahwa kita adalah tempat untuk berkeluh kesah atau tempat yang paing nyaman bagi pasangan kita.

Itulah sedikit tips dari saya dalam menjaga keharmonisan rumah tangga…diluar dari pembahasan diatas masih banyak sekali hal-hal yang dapat dilakukan didalam menciptakan keharmonisan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warrahmah.. Semoga bermanfaat…

CARA MENGHILANGKAN STRESS




Cara Menghilangkan Stress
Posted: 22 Juli 2009 by akhmadfarhan in manajemen, renungan

Pernah merasa stress?

Stress bisa disebabkan oleh berbagai hal. Misalnya ada keinginan yang tidak tercapai, masalah besar datang menghadang atau berita buruk yang tak diharapkan. Semua manusia tak peduli siapa dan dimana pasti pernah mengalaminya.

Stress memiliki tingkatan dari yang ringan sampai berat. Dampak yang ditimbulkannya pun beragam sesuai dengan tingkatannya. Dimulai dari hal yang ringan seperti banyak melamun, keluar keringat dingin, resah, tidak nafsu makan walaupun ada juga yang malah tidak bisa mengontrol apa yang dimakannya ketika stress.

Emosi tak terkendali dan mudah marah adalah cirri stress tingkat menengah. Bahkan jika sudah sampai kondisi stress berat bisa mengakibatkan seseorang berbuat nekat. Salah satunya adalah bunuh diri karena tak mampu menanggung beban. Hati-hati jangan biarkan stress menguasai diri.

Satu hal penting yang harus kita pahami adalah stress bersifat akumulatif. Artinya jika stress ringan tidak bisa dihilangkan maka akan terus menumpuk hingga terakumulasi. Akhirnya stress itu menjadi beban berat yang tentu jauh lebih sulit untuk ditanggulangi. Oleh karena itu, jika stress datang menyerang segera hilangkan dengan cara-cara di bawah ini:

1. Aktif. Jangan mengurung diri dalam kamar, duduk melamun atau tidur-tiduran apalagi tidur beneran ketika sedang stress. Berdiam diri tidak akan menghilangkan stress. Justru anda harus banyak bergerak. Bisa dengan berjalan kaki, lari atau olahraga lainnya. Gerakan badan akan membuat tubuh anda menjadi lebih segar. Olahraga yang bersifat permainan seperti sepak bola akan membantu menghilangkan stress karena bersifat menyenangkan. Jalan kaki ke taman akan membuat anda rileks karena menghirup udara segar dan melihat pemandangan indah.

2. Makan yang benar. Berikan makanan yang segar dan bergizi untuk tubuh anda. Makanan ini akan meningkatkan metabolisme hingga tubuh menjadi lebih fit. Ada kecenderungan orang stress lebih memilih makanan yang asem, pedes, atau berlemak. Hati-hati jangan sampai stress anda tidak hilang tapi bertambah dengan gangguan pencernaan karena sembarangan makan.

3. Tidur yang cukup. Jika kita kurang tidur akan menyebabkan kurang konsentrasi dan badan kurang fit. Untuk itu, kalau stress jangan ditambah dengan begadang karena akan menambah masalah. Jauh lebih baik anda tidur yang cukup agar ketika bangun nanti badan akan lebih segar dan pikiran kembali jernih.

4. Ekspresikan perasaan anda. Keluarkan apa yang menjadi beban pikiran anda, apapun yang menyebabkan anda stress. Ekspresikan melalui media yang paling anda sukai. Jika lebih suka berbicara, carilah orang dekat yang akan mendengarkan curhat anda. Kalau mengungkapkan dengan tulisah jadi pilihan, buatlah puisi atau cerita. Bisa ditulis di buku harian atau blog kesayangan. Ekspresi perasaan juga bisa lewat gambar atau lukisan. Biarkan ekspresi perasaan mengalir seperti air, jangan ditahan atau didiamkan karena akan membobol benteng pertahanan anda.

5. Tertawalah. Apabila anda sudah bisa tertawa dengan bebas dan tak dibuat-buat, boleh jadi stress anda telah hilang. Tapi jangan tertawa sendiri tanpa sebab yang jelas, nanti dianggap gila. Untuk itu, anda bisa membaca buku atau majalah humor, menonton film komedi atau acara lawak. Tertawa itu membuat bahagia dan membebaskan diri dari beban pikiran.

6. Maafkan kesalahan anda. Lupakan apa yang telah membuat anda stress dan maafkan diri sendiri jika melakukan kesalahan. Berbuat salah itu tak apa-apa karena kita hanya manusia biasa. Manusia yang paling baik bukanlah manusia yang tidak berbuat salah tapi mereka yang belajar dari kesalahannya dan terus memperbaiki diri.

7. Perbarui sikap. Berfikir postif selalu ketika menghadapi masalah apapun. Pikiran postif akan menghasilkan perkataan dan perbuatan yang positif juga. Segala sesuatu itu tergantung dari sudut mana kita memandangnya. Semuanya pasti memiliki sisi positifnya. Yakinlah.

8. Bersyukurlah atas apa yang kita miliki. Terkadang stress datang karena kita mempermasalahkan apa yang tidak kita miliki. Padahal bisa jadi kita banyak memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh orang lain. Bisa jadi kita kurang bersyukur atas apa yang telah kita miliki. Kita lebih sering iri hati melihat apa yang dimiliki orang lain. Tanpa pernah menyadari masih banyak orang lain yang lebih kekurangan dari kita.

Jangan sampai stress membebani hidup kita. Segera lakukan cara-cara di atas jika dia datang menyapa. Dia tak bisa dihindari tapi bisa diobati. Tetaplah tersenyum, hidup ini terlalu indah untuk disia-siakan.

PANDANGAN AGAMA ISLAM TENTANG PACARAN

ISLAM kok PACARAN

Soal pacaran di zaman sekarang tampaknya menjadi gejala umum di kalangan kawula muda. Barangkali fenomena ini sebagai akibat dari pengaruh kisah-kisah percintaan dalam roman, novel, film dan syair lagu. Sehingga terkesan bahwa hidup di masa remaja memang harus ditaburi dengan bunga-bunga percintaan, kisah-kisah asmara, harus ada pasangan tetap sebagai tempat untuk bertukar cerita dan berbagi rasa.

Selama ini tempaknya belum ada pengertian baku tentang pacaran. Namun setidak-tidaknya di dalamnya akan ada suatu bentuk pergaulan antara laki-laki dan wanita tanpa nikah.

Kalau ditinjau lebih jauh sebenarnya pacaran menjadi bagian dari kultur Barat. Sebab biasanya masyarakat Barat mensahkan adanya fase-fase hubungan hetero seksual dalam kehidupan manusia sebelum menikah seperti puppy love (cinta monyet), datang (kencan), going steady (pacaran), dan engagement (tunangan).

Bagaimanapun mereka yang berpacaran, jika kebebasan seksual da lam pacaran diartikan sebagai hubungan suami-istri, maka dengan tegas mereka menolak. Namun, tidaklah demikian jika diartikan sebagai ungkapan rasa kasih sayang dan cinta, sebagai alat untuk memilih pasangan hidup. Akan tetapi kenyataannya, orang berpacaran akan sulit segi mudharatnya ketimbang maslahatnya. Satu contoh : orang berpacaran cenderung mengenang dianya. Waktu luangnya (misalnya bagi mahasiswa) banyak terisi hal-hal semacam melamun atau berfantasi. Amanah untuk belajar terkurangi atau bahkan terbengkalai. Biasanya mahasiswa masih mendapat kiriman dari orang tua. Apakah uang kiriman untuk hidup dan membeli buku tidak terserap untuk pacaran itu ?

Atas dasar itulah ulama memandang, bahwa pacaran model begini adalah kedhaliman atas amanah orang tua. Secara sosio kultural di kalangan masyarakat agamis, pacaran akan mengundang fitnah, bahkan tergolong naif. Mau tidak mau, orang yang berpacaran sedikit demi sedikit akan terkikis peresapan ke-Islam-an dalam hatinya, bahkan bisa mengakibatkan kehancuran moral dan akhlak. Na’udzubillah min dzalik !

Sudah banyak gambaran kehancuran moral akibat pacaran, atau pergaulan bebas yang telah terjadi akibat science dan peradaban modern (westernisasi). Islam sendiri sebagai penyempurnaan dien-dien tidak kalah canggihnya memberi penjelasan mengenai berpacaran. Pacaran menurut Islam diidentikkan sebagai apa yang dilontarkan Rasulullah SAW : "Apabila seorang di antara kamu meminang seorang wanita, andaikata dia dapat melihat wanita yang akan dipinangnya, maka lihatlah." (HR Ahmad dan Abu Daud).

Namun Islam juga, jelas-jelas menyatakan bahwa berpacaran bukan jalan yang diridhai Allah, karena banyak segi mudharatnya. Setiap orang yang berpacaran cenderung untuk bertemu, duduk, pergi bergaul berdua. Ini jelas pelanggaran syari’at ! Terhadap larangan melihat atau bergaul bukan muhrim atau bukan istrinya. Sebagaimana yang tercantum dalam HR Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas yang artinya: "Janganlah salah seorang di antara kamu bersepi-sepi (berkhalwat) dengan seorang wanita, kecuali bersama dengan muhrimnya." Tabrani dan Al-Hakim dari Hudzaifah juga meriwayatkan dalam hadits yang lain: "Lirikan mata merupakan anak panah yang beracun dari setan, barang siapa meninggalkan karena takut kepada-Ku, maka Aku akan menggantikannya dengan iman sempurna hingga ia dapat merasakan arti kemanisannya dalam hati."

Tapi mungkin juga ada di antara mereka yang mencoba "berdalih" dengan mengemukakan argumen berdasar kepada sebuah hadits Nabi SAW yang diriwayatkan Imam Abu Daud berikut : "Barang siapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, atawa memberi karena Allah, dan tidak mau memberi karena Allah, maka sungguh orang itu telah menyempurnakan imannya." Tarohlah mereka itu adalah orang-orang yang mempunyai tali iman yang kokoh, yang nggak bakalan terjerumus (terlalu) jauh dalam mengarungi "dunia berpacaran" mereka. Tapi kita juga berhak bertanya : sejauh manakah mereka dapat mengendalikan kemudi "perahu pacaran" itu ? Dan jika kita kembalikan lagi kepada hadits yang telah mereka kemukakan itu, bahwa barang siapa yang mencintai karena Allah adalah salah satu aspek penyempurna keimanan seseorang, lalu benarkah mereka itu mencintai satu sama lainnya benar-benar karena Allah ? Dan bagaimana mereka merealisasikan "mencintai karena Allah" tersebut ? Kalau (misalnya) ada acara bonceng-boncengan, dua-duaan, atau bahkan sampai buka aurat (dalam arti semestinya selain wajah dan dua tapak tangan) bagi si cewek, atau yang lain-lainnya, apakah itu bisa dikategorikan sebagai "mencintai karena Allah ?" Jawabnya jelas tidak !

Dalam kaitan ini peran orang tua sangat penting dalam mengawasi pergaulan anak-anaknya terutama yang lebih menjurus kepada pergaulan dengan lain jenis. Adalah suatu keteledoran jika orang tua membiarkan anak-anaknya bergaul bebas dengan bukan muhrimnya. Oleh karena itu sikap yang bijak bagi orang tua kalau melihat anaknya sudah saatnya untuk menikah, adalah segera saja laksanakan.

Dikutip dari: http://www.indomedia.com/bpost/012000/24/opini/resensi.htm

Pacaran dalam Islam

Gimana sich sebenernya pacaran itu, enak ngga' ya? Bahaya ngga' ya ? Apa bener pacaran itu harus kita lakukan kalo mo nyari pasangan hidup kita ? Apa memang bener ada pacaran yang Islami itu, dan bagaimana kita menyikapi hal itu?

Memiliki rasa cinta adalah fitrah

Ketika hati udah terkena panah asmara, terjangkit virus cinta, akibatnya...... dahsyat man...... yang diinget cuma si dia, pengen selalu berdua, akan makan inget si dia, waktu tidur mimpi si dia. Bahkan orang yang lagi fall in love itu rela ngorbanin apa aja demi cinta, rela ngelakuin apa aja demi cinta, semua dilakukan agar si dia tambah cinta. Sampe' akhirnya....... pacaran yuk. Cinta pun tambah terpupuk, hati penuh dengan bunga. Yang gawat lagi, karena pengen bukti'in cinta, bisa buat perut buncit (hamil). Karena cinta diputusin bisa minum baygon. Karena cinta ditolak .... dukun pun ikut bertindak.

Sebenarnya manusia secara fitrah diberi potensi kehidupan yang sama, dimana potensi itu yang kemudian selalu mendorong manusia melakukan kegiatan dan menuntut pemuasan. Potensi ini sendiri bisa kita kenal dalam dua bentuk. Pertama, yang menuntut adanya pemenuhan yang sifatnya pasti, kalo ngga' terpenuhi manusia bakalan binasa. Inilah yang disebut kebutuhan jasmani (haajatul 'udwiyah), seperti kebutuhan makan, minum, tidur, bernafas, buang hajat de el el. Kedua, yang menuntut adanya pemenuhan aja, tapi kalo' kagak terpenuhi manusia ngga' bakalan mati, cuman bakal gelisah (ngga' tenang) sampe' terpenuhinya tuntutan tersebut, yang disebut naluri atau keinginan (gharizah). Kemudian naluri ini di bagi menjadi 3 macam yang penting yaitu :
Gharizatul baqa' (naluri untuk mempertahankan diri) misalnya rasa takut, cinta harta, cinta pada kedudukan, pengen diakui, de el el.
Gharizatut tadayyun (naluri untuk mensucikan sesuatu/ naluri beragama) yaitu kecenderungan manusia untuk melakukan penyembahan/ beragama kepada sesuatu yang layak untuk disembah.
Gharizatun nau' (naluri untuk mengembangkan dan melestarikan jenisnya) manivestasinya bisa berupa rasa sayang kita kepada ibu, temen, sodara, kebutuhan untuk disayangi dan menyayangi kepada lawan jenis.

Pacaran dalam perspektif islam

In fact, pacaran merupakan wadah antara dua insan yang kasmaran, dimana sering cubit-cubitan, pandang-pandangan, pegang-pegangan, raba-rabaan sampai pergaulan ilegal (seks). Islam sudah jelas menyatakan: "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." (Q. S. Al Isra' : 32)

Seringkali sewaktu lagi pacaran banyak aktivitas laen yang hukumnya wajib maupun sunnah jadi terlupakan. Sampe-sampe sewaktu sholat sempat teringat si do'i. Pokoknya aktivitas pacaran itu dekat banget dengan zina. So....kesimpulannya PACARAN ITU HARAM HUKUMNYA, and kagak ada legitimasi Islam buatnya, adapun beribu atau berjuta alasan tetep aja pacaran itu haram.

Adapun resep nabi yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas'ud: "Wahai generasi muda, barang siapa di antara kalian telah mampu seta berkeinginan menikah. Karena sesungguhnya pernikahan itu dapat menundukkan pandangan mata dan memelihara kemaluan. Dan barang siapa diantara kalian belum mampu, maka hendaklah berpuasa, karena puasa itu dapat menjadi penghalang untuk melawan gejolak nafsu."(HR. Bukhari, Muslim, Ibnu Majjah, dan Tirmidzi).

Jangan suka mojok atau berduaan ditempat yang sepi, karena yang ketiga adalah syaiton. Seperti sabda nabi: "Janganlah seorang laki-laki dan wanita berkhalwat (berduaan di tempat sepi), sebab syaiton menemaninya, janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat dengan wanita, kecuali disertai dengan mahramnya." (HR. Imam Bukhari Muslim).

Dan untuk para muslimah jangan lupa untuk menutup aurotnya agar tidak merangsang para lelaki. Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya." (Q. S. An Nuur : 31).

Dan juga sabda Nabi: "Hendaklah kita benar-benar memejakamkan mata dan memelihara kemaluan, atau benar-benar Allah akan menutup rapat matamu."(HR. Thabrany).

Yang perlu di ingat bahwa jodoh merupakan QADLA' (ketentuan) Allah, dimana manusia ngga' punya andil nentuin sama sekali, manusia cuman dapat berusaha mencari jodoh yang baik menurut Islam. Tercantum dalam Al Qur'an: "Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)."
Wallahu A'lam bish-Showab

Oleh: Buletin Dakwah Remas RIHLAH SMU N I Sooko, edisi 6, 1421 H
Disalin dari Lembar Buletin Dakwah BINTANG (2)




Dikutip dari http://www.alislam.or.id/artikel/arsip/00000028.html

Sabtu, 11 Juni 2011

TANTANGAN MORAL ANAK BANGSA

Thobib Al-Asyhar
(Penulis buku Fikih Gaul dan Sufi Funky, kandidat doktor bidang psikologi Islam UIN Jakarta)


Sekitar tahun 2002, ketika buku Jakarta Undercover (2002), karya Muammar MK, masih dipasarkan secara indie dan belum menjadi buku best-seller, penulis menyampaikan kepada pengurus MUI DKI tentang isi buku tersebut. Tujuan penulis adalah untuk bahan masukan kepada MUI tentang fenomena pergaulan bebas (free sex) di masyarakat yang sudah begitu parah, khususnya Jakarta. Saat itu penulis berpendapat, lembaga keagamaan Islam harus menjadikan isi buku tersebut sebagai bahan evaluasi, kajian, dan rencana aksi dalam pembinaan umat ke depan.

Seiring dengan kemajuan teknologi informasi (khususnya internet), hampir sepuluh tahun setelah terbitnya buku tersebut, fenomena kehidupan bebas masyarakat seperti terjadi loncatan (skip) yang jauh. Munculnya berbagai pemberitaan di media massa tentang gaya hidup hedon generasi muda menjadi bukti betapa masyarakat kita sedang berada pada kondisi shock culture (kekagetan budaya). Fenomena kumpul kebo, perzinahan, perselingkuhan yang didokumentasikan dalam gambar digital dan video yang disebarluaskan melalui dunia maya telah semakin massif. Gambar bugil dan video porno yang dibintangi oleh penduduk pribumi bermunculan bak jamur di musim hujan. Mulai dari pelajar SMP dan SMA, mahasiswa, pengusaha, hingga kalangan selebriti dan mantan anggota DPR. Menurut data JBDK, video porno dengan ”bintang film” dan ”karya” anak negeri berjumlah lebih dari 500 buah, dan kemungkinan akan terus bertambah.

Kasus video mesum artis top tanah air beberapa waktu lalu seperti diingatkan kembali pada kasus-kasus sebelumnya. Sungguh, ini adalah fenomena sosial yang sangat memprihatinkan. Sebuah gambaran moralitas yang tidak pernah terbayangkan 20 tahun sebelumnya. Pertanyaannya adalah, apa sebenarnya yang terjadi pada masyarakat kita, khususnya generasi muda?

Banyak para ahli sosial berpendapat, bahwa fenomena pergaulan bebas yang direkam dalam teknologi digital, disamping karena faktor pergeseran nilai-nilai moral yang disebabkan oleh banyak faktor, sesungguhnya merupakan bukti kegagapan masyarakat terhadap teknologi tersebut. Banyak masyarakat yang belum mengerti, apa sesungguhnya manfaat dan madharat teknologi digital.

Menurut pakar telematika, peristiwa yang direkam dalam kamera, sesungguhnya telah mengabadikan peristiwa tersebut dalam arti sesungguhnya, karena gambar yang telah dihapus ternyata dapat di-recovery dengan software khusus. Apalagi direkam dengan menggunakan kamera HP yang terhubung dengan satelit, maka sangat mungkin dapat dilihat atau dicuri oleh orang lain. Dengan demikian, sebuah peristiwa yang sangat pribadi sekalipun, jika direkam dalam kamera digital, sejatinya telah disimpan dalam ruang publik.

Psikologi Moral

Terus, apa tanggapan kaum agamawan terhadap fenomena tersebut? Jelas, mereka mengatakan bahwa masyarakat, khususnya generasi mida telah mengalami problem moral yang sangat memprihatinkan. Mereka sedang berada pada titik nadir peradaban umat manusia yang paling rendah, karena telah meninggalkan nilai-nilai etis dan religius yang selama ini menjadi pegangan hidup. Meminjam istilah al-Quran, jika manusia tidak mengindahkan lagi batas-batas moral, maka mereka seperti binatang, bahkan lebih sesat lagi.

K. Bertens, dalam bukunya Etika (2007) mengatakan bahwa moralitas merupakan suatu dimensi nyata dalam hidup setiap manusia, baik pada tahapan perorangan maupun sosial. Moralitas hanya terdapat pada manusia dan tidak pada makhluk lain, dan makhluk yang paling dekat dengan manusia adalah binatang. Karena itu, dalam terminologi filsafat, untuk menentukan kekhususan manusia sering dibandingkan dengan binatang. Dalam ilmu logika, manusia didefinisikan sebagai binatang yang berfikir (al-hayawan al-nathiq).

Kemudian, apa yang dimaksud moral itu? Para ahli mendefinisikan moral sebagai perbuatan manusia yang berkaitan dengan baik dan buruk, meskipun tidak berlaku untuk semua orang dan bangsa. Baik dan buruk dalam arti etis memiliki peranan sangat penting dalam hidup manusia. Bukan saja sekarang ini, tetapi juga masa lampau dan sepanjang masa. Ilmu-ilmu seperti antropologi budaya dan sejarah menjelaskan bahwa pada semua bangsa dan dalam segala zaman ditemukan keinsafan tentang baik dan buruk, tentang mana yang harus dilakukan, dan yang tidak boleh dilakukan.

Pertanyaan berikutnya adalah, bagaimana perbuatan moral itu muncul dan berkembang? Menurut Jean Piaget, seorang psikolog Perancis mengatakan bahwa kemunculan dan perkembangan moral ditentukan oleh perkembangan kognitif seseorang. Pendapat ini kemudian dikembangkan oleh Lawrence Kohlberg, psikolog Amerika, dalam Stage of Moral Development (1971), bahwa perkembangan moral manusia ditentukan oleh tiga tahap, yaitu tahap pra-konvensional, konvensional dan pasca-konvensional. Demikian juga Ibn Miskawaih mengatakan bahwa moral manusia mengikuti perkembangan daya-daya jiwanya, seperti akal, hati, dan nafs.

Inti dari pendapat para ahli tersebut menegaskan, bahwa perkembangan moral seseorang lebih ditentukan oleh perkembangan rasionya. Artinya, semakin tinggi kualitas rasio atau kemampuan akademik seseorang, seharusnya semakin tinggi kualitas moralnya. Apalagi, tujuan dari pencapaian akademik adalah untuk mencapai tingkat kehidupan yang maju, baik dan bahagia.

Jika dihubungkan dengan fenomena terkuaknya gaya hidup dan perilaku selebritas kita melalui gambar-gambar bugil dan video mesum belakangan ini, seperti membalikkan teori para ahli tersebut, bahwa tingkat rasio yang lebih baik, seperti selebriti, politisi, pengusaha atau kaum terdidik lainnya yang dianggap sebagai kasta kelas atas, tidak berbanding lurus dengan kualitas moralnya. Posisi sosial yang terhormat di tengah masyarakat, tidak menjadikan diri mereka untuk lebih baik, meskipun masih banyak di antara mereka yang baik.

Menarik apa yang dikatakan Al-Ghazali dalam membagi manusia kepada empat kelompok kriteria moral, yang juga bisa untuk memetakan moral masyarakat:

Pertama, seseorang yang sepenuhnya lugu atau polos yang tidak mampu membedakan antara yang baik dan buruk, tetap dalam keadaan fitrah seperti ketika dilahirkan, dan dalam keadan kosong dari segala kepercayaan. Ambisinya tidak begitu kuat untuk mendorongnya mengikuti berbagai kesenangan hidup. Orang seperti ini sangat cepat dalam proses perbaikan moralnya, dengan cukup membutuhkan pembimbing dalam hidupnya.

Kedua, seseorang yang secara pasti telah mengetahui sesuatu yang buruk tetapi ia belum terbiasa mengerjakan perbuatan baik, bahkan ia cenderung mengikuti hawa nafsunya melakukan perbuatan-perbuatan buruk daripada mengikuti pertimbangan akal sehat untuk melakukan perbuatan baik. Perbaikan moral seperti ini tentu tingkat kesulitannya melebihi dari tipe pertama. Sebab, usaha yang harus dilakukan bersifat ganda, selain mencabut akar-akar kebiasaan buruknya, orang tersebut secara serius dan konsisten melakukan latihan-latihan untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik. Namun, jika hal ini dilakukan sungguh-sungguh, maka perbaikan moral akan terlaksana.

Ketiga, seseorang yang berkeyakinan bahwa perangai-perangai buruk merupakan sesuatu yang wajib dilakukan dan perbuatan itu dianggap baik dan menguntungkan. Orang tersebut tumbuh dengan keyakinan seperti itu. Terhadap kriteria orang seperti ini, maka sungguh merupakan usaha yang sangat berat dan jarang sekali yang berhasil memperbaikinya. Karena terlalu banyak penyebab kesesatan jiwanya.

Keempat, seseorang yang diliputi pikiran-pikiran buruk, seiring dengan pertumbuhan dirinya, dan terdidik dalam pengalaman (lingkungan) yang buruk. Sehingga ketinggian derajatnya diukur dengan seberapa banyak perbuatan-perbuatan jahat yang ia lakukan dan bahkan dengan banyaknya jiwa-jiwa manusia yang ia korbankan. Orang seperti ini berada dalam tingkatan orang yang paling sulit untuk diobati. Usaha memperbaiki moralitas orang ini bisa dikatakan sia-sia. Wallahu a’lam bish-shawab.

HAKEKAT SEHAT DAN SAKIT

MENELUSURI HAKIKAT SEHAT DAN SAKIT
Oleh Thobib Al-Asyhar
(Mahasiswa Program Doktor Psikologi Islam UIN Jakarta)

Sehat dan sakit adalah keadaan biopsikososial yang menyatu dengan kehidupan manusia. Pengenalan manusia terhadap kedua konsep ini kemungkinan bersamaan dengan pengenalannya terhadap kondisi dirinya. Keadaan sehat dan sakit tersebut terus terjadi, dan manusia akan memerankan sebagai orang yang sehat atau sakit.
Konsep sehat dan sakit merupakan bahasa kita sehari-hari, terjadi sepanjang sejarah manusia, dan dikenal di semua kebudayaan. Meskipun demikian untuk menentukan batasan-batasan secara eksak tidaklah mudah. Kesamaan atau kesepakatan pemahaman tentang sehat dan sakit secara universal adalah sangat sulit dicapai.
Pengertian
Sehat (health) adalah konsep yang tidak mudah diartikan sekalipun dapat kita rasakan dan diamati keadaannya. Misalnya, orang tidak memiliki keluhankeluahan fisik dipandang sebagai orang yang sehat. Sebagian masyarakat juga beranggapan bahwa orang yang “gemuk” adalah otrang yang sehat, dan sebagainya. Jadi faktor subyektifitas dan kultural juga mempengaruhi pemahaman dan pengertian orang terhadap konsep sehat.
Sebagai satu acuan untuk memahami konsep “sehat”, World Health Organization (WHO) merumuskan dalam cakupan yang sangat luas, yaitu “keadaan yang sempurnan baik fisik[2], mental maupun sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan/cacat”. Dalam definisi ini, sehat bukan sekedar terbebas dari penyakit atau cacat. Orang yang tidak berpenyakit pun tentunya belum tentu dikatakan sehat. Dia semestinya dalam keadaan yang sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial.
Pengertian sehat yang dikemukan oleh WHO ini merupakan suatau keadaan ideal, dari sisi biologis, psiologis, dan sosial. Kalau demikian adanya, apakah ada seseorang yang berada dalam kondisi sempurna secara biopsikososial? Untuk mendpat orang yang berada dalam kondisi kesehatan yang sempurna itu sulit sekali, namun yang mendekati pada kondisi ideal tersebut ada.[3]
Dalam kaitan dengan konsepsi WHO tersebut, maka dalam perkembangan kepribadian seseorang itu mempunyai 4 dimensi holistik, yaitu agama, organobiologik, psiko-edukatif dan sosial budaya.Keempat dimensi holistik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a.Agama/spiritual, yang merupakan fitrah manusia. Ini merupakan fitrah manusia yang menjadi kebutuhan dasar manusia (basic spiritual needs), mengandung nilai-nilai moral, etika dan hukum. Atau dengan kata lain seseorang yang taat pada hukum, berarti ia bermoral dan beretika, seseorang yang bermoral dan beretika berarti ia beragama (no religion without moral, no moral without law).
b.Organo-biologik, mengandung arti fisik (tubuh/jasmani) termasuk susunan syaraf pusat (otak), yang perkembangannya memerlukan makanan yang bergizi, bebas dari penyakit, yang kejadiannya sejak dari pembuahan, bayi dalam kandungan, kemudian lahir sebagai bayi, dan setrusnya melalui tahapan anak (balita), remaja, dewasa dan usia lanjut.
c.Psiko-edukatif, adalah pendidikan yang diberikan oleh orang tua (ayah dan ibu) termasuk pendidikan agama. Orang tua merupakan tokoh imitasi dan identifikasi anak terhadap orang tuanya. Perkembangan kepribadian anak melalui dimensi psiko-edukatif ini berhenti hingga usia 18 tahun.
d.Sosial-budaya, selain dimensi psiko-edukatif di atas kepribadian seseorang juga dipengaruhi oleh kultur budaya dari lingkungan sosial yang bersangkutan dibesarkan.[4]
Sebagai kebalikan dari keadaan sehat adalah sakit. Konsep “sakit” dalam bahasa kita terkait dengan tiga konsep dalam bahasa Inggris, yaitu disease, illness, dan sickness. Ketiga istilah ini mencerminkan bahwa kata “sakit” mengandung tiga pengertian yang berdimensi psikososial. Secara khusus, disease berdimensi biologis, illness berdimensi psikologis, dan sickness berdimensi sosiologis. (Calhoun, dkk, 1994).
Disease penyakit berarti suatu penyimpangan yang simptomnya dikatahui melalui diagnosis. Penyakit berdimensi biologis dan obyektif. Penyakit ini bersifat independen terhadap pertimbangan-pertimbangan psikososial, dia tetap ada tanpa dipengaruhi keyakinan orang atau masyarakat terhadapnya, seperti tumor, influensa, AIDS dan lain-lain.
Illness adalah konsep psikologis yang menunjuk pada perasaan, persepsi, atau pengalaman subyektif seseorang tentang ketidaksehatannya atau keadaan tubuh yang dirasa tidak enak. Sebagai pengalama subyektif, maka illness ini bersifat individual. Seseorang yang memiliki atau terjangkit suatu penyakit belum tentu dipersepsi atau dirasakan sakit oleh seseorang tetapi oleh orang lain hal itu dapat dirasakan sakit.
Sedangkan Sickness merupakan konsep sosiologis yang berakna sebagai penerimaan sosial terhadap seseorang sebagai orang yang sedang mengalami kesakitan (illness atau disease). Dalam keadaan sickness ini orang dibenarkan melepaskan tanggung jawab, peranm atau kebiasaan-kebiasaan tertentu yang dilakukan saat sehat karena danya ketidaksehatannya.Kesakitan dalam konsep sosiologis ini berkenaan dengan peran khusus yang dilakukan sehubungan dengan perasaan kesakitannya dan sekaligus memiliki tanggung jawab baru, yaitu mencari ksembuahn.
Karena pengertian “sakit” itu dapat berdimensi subyektif-kulturalistik, maka setiap masyarakat memiliki pengertian sendiri tentang sakit sesuai pengalaman dan kebudayaannya. Peran sakit hanya dilakukan dan diakui oleh masyarakatnya jika sesuai dengan pertimbangan nilai, keyakinan dan norma sosialnya.[5]

A. Sudut Pandang Metafisika/Fisik

Dari sudut pandang fisika dan kajian metafisika telah dihipotesiskan bahwa “titik” hubungan antara Khalik dan makhluk adalah bion, berupa timbunan daya (energi) yang menjadi pembawa hayat. Dugaan ini telah diungkapkan oleh dokter Paryana Suryadipura dalam bukunya Manusia dengan Atomnys dalam Keadaan Sehat dan Sakit. Perkataan bion itu berasal dari kata bio-ion yang artinya ion yang hidup, yang dengan perkataan lain disebut bio-elektricitet. Dalam bahasa Sansekerta dinamakan prana, dan dalam bahasa Arab disebut ruh.
Semua fungsi hayati dilaksanakan oleh bion yang dilepaskan oleh badan rohani yang dikenal dengan jismul latifah, yang dalam istilah metafisika disebut tubuh bioplasmatik. Energi ruh itu mengalir ke dalam tubuh kasar melalui pusaran energi yang disebut cakra.Choa Koh Sui, dalam bukunya, The Ancient Science and Art of Pranic Healing, menjelaskan panjang lebar mengenai cakra ini; begitu pula Ric A. Weinman dalam bukunya, Your Hands Can Heal, Learn to Channel healing Energi. Dari kajian mereka, dapat disimpulkan, ada tujuh cakra mayor yang merupakan kompenen utama dari tubuh elektrik manusia, yaitu cakra dasar, cakra seks, cakra solar plexus, cakra jantung, cakra tenggorokan, cakra alis, dan cakra mahkota.
Cakra Dasar
Cara ini merupakan cakra kelangsungan hidup yang terletak di dasar tulang punggung. Cakra ini berfungsi mengatur keberadaan fisik dan naluri kelangsungan hidup, karena itu rasa takut mati muncul di sini. Cakra ini mempengaruhi kelenjar adrenal, ginjal, kandung kemih, dan semua organ yang berkaitan dengan rasa takut. Bila hidup selalu merasa aman dan terjamin maka cakra ini akan bercahaya terang. Akan tetapi, kalau cakra ini redup, maka akan timbul penyakit pada fisik, di antaranya kanker, leukimia, mudah alergi, vitalitasi rendah, lemah syahwat, anemia, dan gangguan psikologis.
Cakra Seks
Cakra ini tidak hanya bertugas membangkitkan gairah keasmaraan tetapi juga semua bentuk hubungan intim dan emosi antarpribadi. Cakra ini sangat berpengaruh pada ketenangan dan kedamaian perasaan yang bertempat di atas tulang kemaluan. Jika seseorang merasa terangsang secara seksual, banyak energi bergerak menuju dan memancar dari cakra ini. Cakra ini juga terlibat dalam sistem reproduksi. Jika terdapat hambatan di sini, cakra ini pada akhirnya akan mempengaruhi organ seksual, klenjar prostat, dan daerah panggul sekitarnya.
Cakra Solar Plexus
Cakra ini merupakan pusat keinginan dan kemauan pribadi, bertempat di daerah perut. Karena itu, stres mental, emosi dan semua permasalahan timbul karena desakan keinginan atau kemauan, seperti frustasi, marah, persaingan, pertahanan diri, cemas bahkan kebencian. Ketegangan yang diakibatkan oleh hal-hal tersebut dapat mempengaruhi lambung, hati, kandung empedu, terutama kelenjar pankreas. Maka kegagalan cakra ini dapat menimbulkan sakit lever, kencing manis, maag, dan macam-macam penyakit yang disebabkan oleh kadar asam urat tinggi.
Cakra Jantung
Cakra ini merupakan tempat cinta spiritual tanpa pamrih. Cinta asmara yang emosional meluap dari cakra kedua yang beresonansi dengan cinta spiritual. Bila cakra keempat ini terbuka, maka energinya akan beresonansi dengan cakra yang yang lebih tinggi, dan bila ada hambatan maka akan meluap rasa asing diri, rasa benci diri akibat trauma emosional yang dalam. Sebaliknya cakra ini mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, dengan cara melepaskan emosional itu. Terhadap badan fisik cakra ini mempengaruhi kelenjar thymus yang terletak dekat cakra ini, yaitu di sekitar jantung. Cakra inilah yang pertama-tama berhubungan dengan aspek spiritual. Kegagalan cakra ini dapat menimbulkan sakit jantung yang berhubungan dengan peredaran darah.
Cakra Tenggorokan
Cakra ini terletak di dasar tenggorokan yang mengendalikan kreatifitas, komunikasi, dan kemampuan waskita. Banyak para medium yang dapat menerima berita kegaiban lalu menginformasikan melalui cakra ini. Cakra ini mempengaruhi kelenjar tiroid dana paratiroid yang memproduksi hormon tiroksin yang penting untuk pertumbuhan, serta melancarkan kerja susunan saraf; juga hormon parathormon yang berfungsi merangsang pengeluaran kalsium dari dalam tulang. Kurang berfungsinya cakra ini, dapat menimbulkan penyakit gondok, suara serak, dan sesak napas (asma), yaitu penyakit yang menghambat kemunikasi/informasi.
Cakra Alis
Cakra yang mengendalikan pewaskitaan dan persepsi psikis ini merupakan pintu penerima getaran dari alam gaib. Karena itu, cakra ini dianggap sebagai “mata batin” atau “mata ketiga”. Ada juga yang memberinya istilah “mata indera keenam”. Terhadap tubuh fisik, cakra ini mempengaruhi kelenjar pituitary dan pineal. Kurang berfungsinya cakra ini, dapat menimbulkan penyakit kanker, alergi, dan sebagian penyakit yang berhubungan dengan kelenjar endokrin.
Cakra Mahkota
Cakra ini terletak di atas puncak kepala. Bila cakra ini penuh energi, pusarannya akan membesar melingkari kepala seperti mahkota. Para ahli metafisikan menganggap cakra ini merupakan yang tertinggi; energinya dapat menangkap getaran intelegenci universal. Dengan cakra inilah para nabi menerima wahyu. Energi cakra ini dapat dipakai untuk penyembuhan telepatik. Kekurangan energi pada cakra ini dapat menyebabkan sakit gangguan jiwa.
Demikianlah fungsi cakra- cakra tersebut yang erat hubungannya dengan jasmani dan ruhani. Dengan analisis ini, dapat terjawab pertanyaan tentang mengapa manusia itu sakit.[6]
Dalam perspektif reiki sufistik, cakra-cakra merupakan pintu gerbang spirtual yang harus dibersihkan dan diselaraskan agar mampu menatik energi ilahi untuk melakukan evolusi spiritual. Setap cakra memiliki potensi-potensi psikospirtual yang jika berkembang maka akan bermanfaat dalam peningkatan kesehatan tubuh fisik, ketenagan (muthmainnah) tubuh psikis, keseimbangan mental (tawazun) dan kesempurnaan spiritual (insan kamil). Praktik reiki sufistik merupakan salah satu praktik spirtual menarik energi ilahi untuk pembersihan dan penylelarasan cakra-cakra sebagai basis bagi peninbgkatan kualitas manusia, baik sebagai khalifah fil ardl yang harus memiliki ketangguhan mengelola alam maupun sebagai ‘abd (hamba) yang harus menyembah-Nya dengan kesungguhan.
Cakra-cakra merupakan pusat aktivitas manusia. Masing-masing cakra memilki kemampuan psikis yang luar biasa. Sebagai pusat aktivitas manusia, cakra akan sangat menentukan pola-pola dan bentuk-bentuk aktivitas manusia. Cakra yang bersih akan mendorong keyakinan yang lurus (al-aqidah al-hanafiyah), Syariah yang benar (as-Syariah al-Shahihah) dan moralitas luhur (al-akhlaqul karimah). Begitu juga sebaliknya, cakra yang kotor akan menyebabkan manusia berperangai buruk (al-akhlaqul madzmumah). Cakra yang bersih akan senantiasa berhubungan dengan cahaya, sebaliknya kegelapan akan menjadi karakter manusia yang cakra-cakranya kotor, sehingga terjatuh dalam kehidupan binatang ternak (nafsu syahwatiyyah), binatang buas (nafsu ammarah) atau bahkan kehidupan setan (nafsu syaithaniyyah).
Di dalam reiki sufistik, istilah cakra biasa disebut dengan lathifah (sesuatu yang lembut), karena memang cakra bersifat halus (bukan organ tubuh fisik). Lathifah (organ-organ lembut) sifatnya halus dan tidak empiris.[7]
Di dalam tubuh manusia terdapat cakra mayor, cakra minir dan cakra mini yang secara keseluruhan terdapat 365 cakra. Ada juga yang menyebutkan jumlah cakra secera keseluruhan termasuk cakra-cakra yang mini sebanyak 88.000. Tetapi cakra-cakra yang efektif mengendalikan dan memberi energi kepada organ vital dan organ mayor tubuh manusia hanya 7 (tujuh) cakra seperti yang telah disebut diatas, yang sering disebut sebagai cakra mayor.[8]
Sedangkan, sehat dan sakit dilihat dari sudut pandang fisika dikatakan bahwa di Matahari, setiap terjadi letupan yang berakibat bertambahnya tekanan elektronis di alam. Bila tekanan itu mengenai bumi, akan timbul kegoncangan elektrostatika, sehingga lapangan magnetik teganggu, telegram diterima dengan tidak jelas, penrimaan radio terganggu, udara bergesek menjadi petir, udara naik dan dingin lalu jadi hujan, badai bertiup maka laut bergelombang , dab banyak lagi akibat lain yang tidak disebutkan. Ini semua disebabkan oleh tekanan elektron. Badai elektron yang melanggar dunia sebagai akibat letupan di matahari dinamakan catalysmen. Badai elektron itu disebut cylon. Tekanan elektron ini tidak hayan mempengaruhi alam, benda, tetapi juga jiwa menusia, karena di dalam diri manusia juga ada elektron. Hal itu dapat mengakibatkan zat colloid –yang merupakan lendir itu—menjadi beku, sehingga kuman penyakit akan berkembang biak di atasnya.
Memang setiap orang membawa berjuta bakteri dan virus berbagai jenis dinatas kulitnya, namun tidak semua jadi sakit karenanya. Sebab, datangnya penyakit itu sering terjadi akibat ketidakseimbangan antara elektron dari luar diri. Seperti, atmosfer yang lembab akan menjadi pengantar listrik yang dapat mengambil banyak elektron dari permukaan kulit, yang akan menimbulkan kegoncangan pada keseimbangan daya listrik pada kulit/organ tubuh, terutama otot. Akibatnya, timbul penyakit reumatik. Melalui kaki basah, seseorang dapat kehilangan elektron sehingga menimbulkan penyakit, misalnya penyakit nephritis dan cytitis.Bagaimana mengupayakan agar energi yang mengalir di dalam saraf yang halus itu berjalan dengan ukuran tekanan yang normal? Bagaimana jalan yang telah ditemukan tinggal memilih mana yang lebih tepat untuk diri kita maisng-masing.[9]
B. Sudut Pandang Biologi
Kita sudah mengetahui bahkan akal pikiran dan emosi menusia selalu berubah-ubah dari hari ke hari, dari jam ke jam, malah dari menit ke menit. Hari ini seseorang merasa berduka yang dalam, tapi esoknya ia sudah senang, gembira, tapi satu jam berikutnya ia sudah optimis malah ada yang patah semangat. Apa penyebab semua perubahan ini?
Tidak lain karena terjadi perubahan hormon yang merupakan unsur dasar dalam harmonisasi kesadaran dan perasaan hati manusia. Penyakit gila[10] –sering dianggap akibat kelainan jiwa atau gangguan saraf—disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon di dalam tubuh. Kadangb kekurangan atau kelebihan hormon, misalnya kekuarangan adrenalin dan kelebihan noradrenalin, kekuarang hormon yang diproduksi kelenjar seks, mungkin pula kelenjar hypopise atau epifise yang gagal, bisa terjadi perubahan tingkah laku atau kelainan fisik. Ada jenis hormon lain yang dikeluarkan oleh adrenal –disebut kortizon— yang berfungsi mempersiapkan tubuh untuk melawan kelesuan. Kalau hormon ini tidak diproduksi, seseorang akan merasa tererangkap dalam kelesuan yang berkepanjangan dan tidak dapat diatasinya. Kalau diusut, mengapa kelenjar ini bisa gagal? Tidak lain karena kelenjar ini terlalu letih bekerja. Misalnya, jika tubuh kita mendapat tekanan dalam jangka waktu yang lama, maka kelenjar adrenal mendapat tugas yang berat memproduksi kebutuhan tubuh yang mendesak ini; lama kelamaan ia menjadi cape dan gagal. Apabila kelenjar ini gagal melaksanakan tugasnya, hidup menusia akan terancam bahaya, yang berarti malapetaka akan mengintai.
Kalau kita usut lagi, siapa pula ang megontrol pekerjaan kelenjar ini? Yang mengntrol ini adalah sifat keturunan yang terdapat di dalam gen yang ada dalam sel. Sel sebagai satuan hidup dasar makhluk hidup terdiri atas sitoplasma yang di tengah-tengahnya terdapat sel initi. Inti sel ini mengandung suatu jaringan dan pada jaringan inilah terdapat “gen” (pembawa sifat keturunan). Gen-gen terdapat dalam persenyawaan kimia yang stabil: disiniulah tersimpannya “rahasia kehidupan yang penuh misteri”. Persenyawaan kimia gen ini merupakan disket yang didalamnya telah terpogram sifat bawaan manusia, apakah ia pengecut, pemberani, berhati mulia, berandalan, kuat atau lemah. Persenyawaan kimia ini dinamai Deoxrybo Nucleat Acid (DNA).
Sifat berani ditimbulkan oleh kadar hormon noradrenalin yang tinggi dengan sedikit adrenalin; sifat penakut adalah kebalikannya. Tinggi rendahnya kadar hormon ini bergantung pada perintah yang dikeluarkan oleh sifat keturuan dan jenis DNA yang terdapat dalam inti sel. Molekul-molekul DNA ini tersusun dari gula, asam fosfor, dan empat macam jenis basa: adenin, sitosin, guanin dan tiamin. Kempatnyua tersususn dalam dua buah pita berbentuk spiral. Pita-pita itu sendiri terbuat dari gula dan fosfor lalu basa tadi terlekat di sana. Jadi, bagian terkecil dalam tubuh kita adalah molekul DNA yang menghasilkan eplika dirinya. DNA memulai prosesnya dengan membuka resleting tubuhnya.
Semua jaringan hidup tersebut terbuat dari asam amino yang membentuk protein. Protein merupakan kombinasi dari kira-kira dua puluh asam amino; perbedaan-perbedaan jenis protein itu hanyalah perupakan perbedaan kombinasi yang diuntai dalam susunan tertentu. DNA-lah yang menentukan susunan itu.
Jadi, cakra-caka tertentu merupakan distributor-distributor tubuh rohani yang bertugas mendistribusikan energi untuk kelenjar tertentu di tubuh fisik. Kelenjar bekerja untuk memproduksi hormon di bawah kontrol gen. Di dalam gen terdapat persenyawaan kimia yang stabil yang dinamai DNA. Jadi hidup kita secara keseluruhan adalah hasil dari proses kimia belaka.[11]
Para Penguasa di Kerajaan Tubuh
Kalau dalam tubuh manusia terjadi keadaan yang tidak normal –-seperti cebol—pertumbuhan melebihi normal, atau seorang perempuan tiba-tiba menjadi gemuk, cepat menjadi tua, gerak-geriknya yang nervous, dagu seorang perempuan ditumbuhi jenggot atau tanda kelaki-lakian, itu menunjukkan adanya ketidaknormalan proses kimia tubuh atau produksi hormon tertentu yang tidak normal karena kegagalan kelenjar.
Akhir-akhir ini, para ahli telah berhasil menemukan berjenis-jenis kelenjar hormon yang terdapat dalam tubuh manusia. Kelenjar-kelenjar hormon ini memproduksi hormon yaitu zat khusus yang merupakan persenyawaan kimia hasil produksi kelenjar tubuh yang berfungsi mengatur berbagai proses kimia jaringan organ tubuh. Di antara sekian banyak kelenjar di dalam tubuh manusia, ada tujuh yang utama, yaitu sebagai berikut:

1.Kelenjar pituitary, disebut juga kelenjar hipofise atau kelenjar lendir. Fungsi kelenjar ini adalah: mengatur kegiatan kelenjar tiroid; mengatur sekresi dari kelenjar adrenal; mengatur sekresi kelenjar pembiakan; mengatur pertumbuhan tubuh pada umumnya; mengatur jumlah air yang dibunagn ginjal; merangsang produksi susu ibu, dan merangsang kontraksi rahim pada waktu melahirkan.
2.Kelenjar tiroid, berfungsi sebagai berikut: Mengatur kecepatan dalam mengubah makanan jadi panas dan tenaga di dalam sel; Membantu pertumbuhan agar normal dan melancarkan kerja susunan saraf. Kelenjar ini terletak di bagian leher;
3.Kelenjar paratiroid, yang berfungsi merangsang pengeluaran kalsium dari dalam tulang dan mengatur kadar kalsium di dalam darah. Kelenjar ini juga terletak di bagian leher;
4.Kelenjar adrenal, berfungsi: memperkuat hasil tanggapan susunan saraf terhadap perangsangan takut , marah atau gembira; Melawan rasa tertekan dan kegoncangan jiwa; Mengatu kesimbangan garam dan air dalam darah. Kelenjar ini terdapat di atas anak ginjal yang peranannya sebagai komandan pada komando strategi di dalam kerajaan tubuh. Karena itu, hubungannya sangat erat dengan panglima tertinggi kelenjar pituitary.
5.Kelenjar pankreas, berfungsi: mengatur penggunaan glukosa dalam tubuh; menghasilkan enzim-enzim pencernaan. Kelenjar ini terdapat pada bagian kanan belakang lambung.
6.Kelenjar limfoid (getah bening), berfungsi dalam: Menghasilkan antibodi (protein pembunuh) yang menolong mengatasi kuman, jamur, dan parasit lain agar tidak menimbulkan infeksi; Mempercepat proses penyembuhan.Kelenjar ini tersebar di berbagai bagian tubuh yang merupakan angkatan bersenjata yang senantiasa siap siaga dalam mempertahankan kondisi tubuh agar tetap prima.
7.Kelenjar kelamin (seks), berfungsi dalam: Mengatur perkembangan masa akil baligh; Menghentikan perkembangan tulang yang memanjang; Mempersiapkan rahim untuk kehamilan; Membentuk sel-sel kelamin.

Semua kelenjar tersebut di atas dapat bertugas menjalankan fungsinya masing-masing dengan cara mengeluarkan hormon-hormon. Misalnya ketika anda dalam keadaan takut, yang menstabilkan perasaan takut oranda itu adalah kelenjar andrenal. Kelenjar ini mengeluarkan hormon andrenalin sehingga anda dapat berlari kencang untuk menghindari kejaran anjing.
Sehingga, dalam pandangan biologi, sehat atau sakitnya manusia disebabkan oleh harmonis atau tidaknya hormon-hormon yang dipengaruhi oleh fungsi kelenjar-kelenjar. Oleh karena itu, untuk mengantisipasinya, hendaklah menjaga kesehatan sebelum sakit, memelihara hidup sebelum kematian datang.[12]

C. Sudut Pandang Psikologi

Sejak lama para ahli psikologi menduga bahwa di dalam jiwa manusia itu terdapat perasaan, kemauan, dan akal pikiran. Heymans mengistilahkan dengan emosionalitas, aktifitas dan fungsi skunder. Emosionalitas bersumber dari hati, sedangkan aktifitas bersumber dari hawa nafsu. Keduanya merupakan inti jiwa. Adapun akal merupakan kulit jiwa; karena itu, ia disebut fungsi skunder. Muatan kekuatan ketiga macam potensi kejiwaan ini tidak sama.
Karena itulah, menurut Heymans, ada delapan sifat dasar manusia: Tipe amorf, adalah orang yang kurang daya pikirannya, picik, pembeo, dan kaku dalam pergaulan. Tipe sanguinis, adalah orang yang bersikap kekanak-kanakan namun cekatan dan berani (karena kemauannya positif). Tipe flegmatis, adalah orang yang bersikap tenang, dapat menguasai emosi, bijaksana serta optimis (karena kemauan dan akalnya posisitf). Tipe apatis, adalah tipe manusia robot, sukar bergaul dan suka menyendiri tetapi pikirannya tajam (hanya akalnya yang aktif). Tipe nerves, adalah orang yang sangat dipengaruhi emosi, jiwanya sukar diduga, berpikir dangkal dan tidak sabar (hanya emosi yang berkuasa). Tipe koleris, adalah orang yang punya aktivitas tinggi, lincah, sangat perasa tetapi agak tumpul pikirannya (perasaan dan kemauan positif). Tipe gepassioner, adalah orang yang stabil antara emosi, kemauan, dan akalnya, berwatak garang, pemberani, perasa, pengkritik, tidak sabaran, suka curiga tetapi tekun dan ulet dalam bekerja. Tipe sintimental, adalah orang yang perayu, rapuh, mudah tersinggung, pencinta alam dan seni tetapi kurang ulet (karena kemauannya kurang kuat).
Dari kedelapan tipe ini, kita dapat melihat tipe 5, nerves adalah orang yang sangat dipengaruhi oleh emosi yang jiwanya sukar diduga, berpikiran dangkal. Orang seperti inilah yang mudah terkena goncangan jiwa. Mereka selalu mendengarkan suara hati tanpa pertimbangan akal sehingga kesadarannya dapat dikalahkan oleh kekuatan bawah sadarnya.[13]Dalam kehidupan modern ini sering muncul tingkah laku yang tidak wajar, seperti tindakan kriminal, manipulasi, korupsi, kejahatan seksual dan perbuatan penyimpangan sosial lainnya diakibatkan oleh persaingan hidup yang sedemikian ketat. Hal ini menimbulkan banyak kegelisahan, keresahan, ketakutan, dan ketegangan batin pada manusia. Akibatnya, tidak sedikit orang yang menderita ketegangan syaraf dan mengalami stres[14], yang meledak menjadi simpton penyakit mental. Jadi ketegangan serta ketakutan yang dialami manusia menjadi persemaian yang subur sekali bagi timbulnya bermacam-macam penyakit mental.
Apabila jiwa terguncang, pikiran menjadi tidak setabil, akibatnya mempengaruhi fisik manusia dan dapat menimbulkan penyakit yang disebut psikosomatik. Penderita psikosomatik bukan hanya membutuhkan terapi medis atau terapi fisik semata, tetapi juga membutuhkan terapi sufistik dengan salah satu metodenya, yaitu tobat.Uraian ini bertolak dari pemikiran bahwa sumber penyakit psikosomatik dapat disebabkan oleh konflik-konflik psikis atau dapat juga disebabkan oleh gangguan yang sifatnya organis.
Untuk memahami penyebabnya itu, kita harus melihat semua aspek yang mempengaruhi timbulnya gangguan psikosomatik. Diantaranya adalah aspek bio-psikososio dan spiritual. Apabila penyebabnya berasal dari aspek spiritual, seperti perasaan dosa, cara untuk menghilangkan keresahan jiwa tersebut adalah dengan bertobat, sebab tobat dapat membersihkan dan menjadikan terapi bagi jiwa yang sakit.[15] Karena memang kesehatan jasmani sangat bisa dipengaruhi oleh kesehatan mental. Untuk mengetahui lebih jauh terhadap hubungan antara kesehatan jasmani dengan mental, kita harus terlebih dahulu mengerti apa itu kesehatan mental. Kesehatan mental (mental hygiene) adalah ilmu yang meliputi sistem tentang prinsip-prinsip, peraturan-peraturan serta prosedur-prosedur untuk mempertinggi kesehatan ruhani. Orang yang sehat mentalnya ialah orang yang dalam ruhani atau dalam hatinya selalu merasa tenang, aman, dan tenteram.
Menurut H. C. Witherington, permasalahan kesehatan mental menyengkut pengetahuan serta prinsip-prinsip yang terdapat dalam lapangan psikologi, kedokteran, psikitari, biologi, sosiologi dan agama.[16] Dalam ilmu kedokteran dikenal istilah psikosomatik (kejiwabanan). Dimaksudkan dengan istilah tersebut adalah untuk menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang erat antara jiwa dan badan. Jika jiwa berada dalam kondisi yang kurang normal seperti susah, cemas, gelisah, dan sebagainya, maka badan turut menderita.[17] Dalam sebuah ungkapan hadits Nabi dinyatakan, bahwa kesehatan mental yang dukung oleh kualitas kesehatan tubuh kita akan meningkatkan kesalehan ritual dan sosial: Akal (mental) yang sehat itu tergantung dari tubuh yang sehat (Al-Hadits) Beberapa temuan di bidang kedokteran dijumpai sejumlah kasus yang membuktikan adanya hubungan tersebut, jiwa (psyche) dan badan (soma). Orang yang merasa takut, langsung kehilangan nafsu makan, atau buang-buang air. Atau dalam keadaan kesal dan jengkel, perut seseorang terasa menjadi kembung. Dan istilah “makan hati berulam jantung” merupakan cerminan tentang adanya hubungan antara jiwa dan badan sebagai hubungan timbal balik, jiwa sehat badan segar dan badan sehat jiwa normal.[18]

D. Sudut Pandang Tasawuf

Sehat dan sakit dalam pandangan tasawuf memiliki titik singgung dengan pandangan menurut psikologi karena terkait dengan kejiwaan (mental). Namun dalam pandangan tasawuf, kejiwaan manusia memiliki cakupan yang lebih luas. Dalam pandangan tasawuf, jiwa manusia mencakup unsur-unsur roh, akal, nafs, dan qalb. Dalam pandangan tasawuf, roh itu bagaikan lampu, sedangkan kehidupan laksana cahaya. Gerakan roh dan penyebarannya ke seluruh tubuh bagaikan gerakan lampu di dalam rumah. Inilah yang dimaksudkan dengan “roh” oleh para dokter. Akan tetapi, para dokter yang ingin membimbing roh menuju wilayah suci tidak menerima makna ini. Arti kedua dari makna roh adalah latifatul mudrikah atau sebuah organ pengetahuan. Inilah yang disebut Alquran dalam QS: Al-Isra/17: 85) yang artinya: “katakanlah bahwa roh itu urusan Tuhan”.
Karena terkait dengan aspek kejiwaan (roh, akal, nafs dan qalb), sehat dan sakit dalam pandangan tasawuf kita bisa kaitkan antara kesehatan jiwa[19] dengan aspek agama. Dr. Muhammad Mahmud Abdul Qadir telah membahas hubungan antara agama dan kesehatan mental melalui pendekatan teori biokimia. Menurutnya, di dalam tubuh manusia terdapat sembilan jenis kelenjar hormon yang memproduksi persenyawaan-persenyawaan kimia yang mempunyai pengaruh biokimia tertentu, disalurkan lewat pembuluh darah dan selanjutnya memberi pengaruh kepada eksistensi dan berbagai kegiatan tubuh. Persenyawa-persenyawaan itu disebut hormon.
Lebih jauh Muhammad Mahmud Abdul Qadir berkesimpulan bahwa segala bentuk gejala emosi seperti bahagian, rasa dendam, rasa marah, takut, berani, pengecut yang ada dalam diri manusia adalah akibat dari pengaruh persenyawaan-persenyawaan kimia hormon, di samping persenyawaan lainnya. Tetapi dalam kenyataannya, kehidupan akal dan emosi manusia senantiasa berubah dari waktu ke waktu. Karena itu, selalu terjadi perubahan-perubahan kecil produksi hormon-hormon yang merupakan unsur dasar dari keharmonisan kesadaran dan rasa hati manusia, tepatnya perasaannya.
Tetapi, jika terjadi perubahan yang terlampau lama, seperti panik, takut, dan sedih yang berlangsung lama, akan timbul perubahan-perubahan kimia lain yang akan mengakibatkan penyakit syaraf yang bersifat kejiwaan. Hubungan penderita dengan dunia luar terputus, akalnya tertutupi oleh waham dan khayal yang membawanya jauh dari kenyataan hidup normal. Penderitaan selalu hidup dalam keadaan cemas dan murung, kebahagiaan hilang, penuh keraguan, takut, rasa berdosa, dengki, dan rasa bersalah.Timbulnya penyakit emosi seperti itu akibat dari kegoncangan dan hilangnya keseimbangan kimia tubuh seseorang.
Jika seseorang berada dalam keadaan normal, seimbang hormon dan kimiawinya, maka ia akan selalu berada dalam keadaan aman. Perubahan yang terjadi dalam kejiawaan itu disebut oleh Abdul Qadir sebagai spektrum hidup. Dan pergeseran arah ke kiri atau ke kanan dari pusat bila terjadi perubahan dalam proses pemikiran, akan terjadi perubahan kimia dan biologi tubuh. Dan besar kecilnya perubahan itu tergantung dari kemampuan manusia untuk menanggapi pengaruh itu. Kalau terjadi keseimbangan, maka akan kembali menjadi normal. Adapun terjhadinya pergeseran dari kondisi normal ke daerah yang berbahaya itu, menurut Abdul Qadir sangat tergantung dari derajat keimanan yang tersimpan di dalam diri manusia, disamping faktor susunan tubuh serta dalam atau dangkalnya rasa dan kesadaran manusia itu. (Muhammad Mahmud Abdul al-Qadir, 1979).
Penemuan Muhammad Mahmud Abdul Qadir, seorang ulama dan ahli biokimia ini, setidak-tidaknya memberi bukti akan adanya hubungan antara keyakinan agama dengan kesehatan jiwa.
Barangkali hubungan antara kejiwaan dan agama dalam kaitannya dengan hubungan antara agama sebagai keyakinan dan kesehatan jiwa terletak pada sikap penyerahan diri seseorang terhadap suatau kekuasaan Yang Maha Tinggi. Sikap pasrah yang serupa itu diduga akan memberi sikap optimistis pada diri seseorang sehingga muncul perasaan positif seperti bahagian, rasa senang, puas, sukses, merasa dicintai atau rasa aman. Sikap emosi yang demikian merupakan bagian dari kebutuhan asasi manusia sebagai makhluk yang ber-Tuhan. Maka, dalam kondisi yang serupa itu, manusia berada dalam keadaan tenang dan nromal, yang oleh Abdul Qadir disebutnya berada dalam keseimbangan persenyawaan kimia dan hormon tubuh. Dengan kata lain, kondisi yang demikian menjadi manusia pada kondisi kodratinya, sesuai dengan fitrah kejadiannya, sehat jasmani dan ruhani.
Agaknya cukup logis kalau setiap ajaran agama mewajibkan penganutnya untuk melaksanakan ajarannya secara rutin. Bentuk dan pelaksanaan ibadah agama, paling tidak akan ikut berpengaruh dalam menanamkan rasa sukses sebagai pengabdi Tuhan yang setia. Tindak ibadah setidak-tidaknya akan memberi rasa bahwa hidup menjadi lebih bermakna. Dan manusia sebagai makhluk yang memiliki kesatuan jasmani dan ruhani secara tak terpisahkan memerlukan perlakukan yang dapat memuaskan keduanya.[20]
Dari aspek pembinaan manusia agar memiliki mental yang utuh disinilah peran agama menemui urgensinya atas sehat tidaknya mental seseorang. Karena agama adalah sumber dari segala sumber nilai dan norma yang memberi petunjuk, mengilhami dan mengikat masyarakat yang bermoral. Salah satu cara untuk menemukan fungsi agama adalah jalan tasawuf yang memiliki tujuan agar bagaimana manusia dapat mengerti makna hidup, mengerti akan posisi diri sebagai hamba dan dekat dengan Tuhannya yang Maha Kuasa. Sehingga penyeimbangan antara kebutuhan jasmani yang kasar dan kebutuhan ruhani (kejiwaan) yang sangat halus dapat dipenuhi dengan baik. Dengan jalan spirit tasawuf, suasana kejiwaan manusia dapat dikendalikan dengan baik setelah melalui proses-proses riyadhah (olah spirit), sehingga dapat terhindar dari sakit kejiwaan yang berakibat langsung terhadap sakitnya jasmani. Dan yang perlu diingat adalah bahwa spiritualitas (kedalaman ruhaniah) manusia sangat berhubungan dengan hati (qalb) karena hati merupakan inti dari segala aktifitas jiwa. Jika hati seseorang sakit, menjadi sakitlah aktivitas kerohaniahannya. Dan hati adalah obyek dari ajaran tasawuf.
Hati yang sakit berati mentalnya pun sakit. Mental yang sakit ini akan mempengaruhi seluruh aktifitas manusia. Oleh karena itu, banyak ahli mencoba merumuskan pendekatan-pendekatan dalam upaya menemukan pengobatan mental manusia yang sedang terkena penyakit. Disinilah kemudian berkembang psikoterapi.
Jadi, dalam pandangan tasawuf, sehat dan sakit merupakan gambaran kejiwaan seseorang. Jiwa yang sakit akan menampakkan gejala fisiknya yang lesu, lemah, tanpa semangat yang dapat diatasi dengan pendekatan tasawuf. Sebaliknya, jiwa yang sehat akan terlihat kondisi fisiknya yang energik, bertenaga dan bebas dari penyakit.
------------------------------------------------------------------
[2] Kesempurnaan fisik merupakan gambaran kesehatan jasmani yang diartikan sebagai keserasian yang sempurna antara bermacam-macam fungsi jasmani, disertai dengan kemampuan untuk menghadapi kesukaran-kesukaran yang biasa, yang terdapat dalam lingkungan , disamping secara positif merasa gesit, kuat dan bersemangat. Lihat Prof. Dr. Abdul Aziz el-Qussiy, Pokok-pokok Kesehatan Jiwa/Mental, (Bulan Bintang: Jakarta), 1974, hal. 12
[3] Moelyono dan Latipun, Kesehatan Mental, Konsep dan Penerapan, (UMM: Malang), 2001, hal. 3-4.
[4] Prof. Dr. Dadang Hawari, Psikiater, Al-Quran: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, (PT Dana Bhakti Prima Yasa, Yogyakarta), Juni, 2004, hal. 33-34
[5] Op. Cit, hal 5
[6] Mas Rahim Salaby, Mengatasi Kegoncangan Jiwa Perspektif Al-Quran dan Sains, (Rosda Karya: Bandung), Mei, 2001, hal. 3-8
[7] Kojiro Nakamura, Metode Zikir dan Doa Al-Ghazali, Edisi Terj., Uzair Fauzan (Bandung: Mizan), 2004, hal, 63
[8] Uraian lebih lengkap baca juga Rahmat Darmawan, Kundalini Dharnayoga (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama), 2004, hal. 17
[9] Ibid, hal. 9
[10]A. Scott (1961) melakukan penelitian secara mendalam tentang berbagai pengertian ganguan mental. Dia mengelompokkan terdapat enam macam kriteria untuk menentukan seseorang mengalami gangguan mental, yaitu: (a) orang yang memperoleh pengobatan psikiatris, (b) salah penyesuaian (maladjusment) sosial, (c) hasil diagnosis psikiatris, (d) ketidakbahagiaan subyektif, (e) adanya simpton-simpton psikologis secara objektif dan (f) kegagalan adaptasi secara positif. Lihat dalam Moelyono dan Latipun, Kesehatan Mental, Konsep dan Penerapan, (UMM: Malang), 2001, hal. 43.
[11] Op. Cit, hal. 9-12
[12] Ibid, hal. 16
[13] Mas Rahim Salaby, hal 17-19
[14] Stres adalah suatu kekuatan yang memaksa seseorang untuk berubah, bertumbuh, berjuang, beradaptasi atau mendapatkan keuntungan. Semua kejadian dalam kehidupan, bahkan yang bersifat positif juga menyebabkan stres. Tidak semua stres bersifat merusak karena rangsangan, tantangan dan perubahan akan memberikan keuntungan bagi kehidupan seseorang. Meskipun demikian, sebagian besar mendertita stres yang berlebihan dan kemampuan mengatasinya terbatas. Lihat dalam Judith Swarth, MS, RD, Stres dan Nutrisi (Bumi Aksara: Jakarta), Juli, 2004, Cetakan ke-3, hal. 1-2
[15] Dr. M. Sholihin, M. Ag. Terapi Sufistik, Penyembuhan Penyakit Kejiwaan Prespektif Tasauf, (Pustaka Setia: Bandung), Nop., 2004, hal. 123
[16] H. Jalaluddin, Prof., Dr., Psikologi Agama: Memahami Perilaku Keagamaan dengan Mengaplikasikan Prinsip-prinsip Psikologi, (PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta), Edisi Revisi, Cetakan ke-9, 2005, hal. 156.
[17] Ibid
[18] Ibid, hal 157
[19] Ibnu Qayyim al-Jauziyah menekankan pentingnya kesehatan jiwa yang disistilahkan dengan “kebahagiaan jiwa” atau pola hidup yang baik dan sehat kaitannya dengan manusia. Menurutnya, istilah hidup yang sehat atau kebahagiaan jiwa sebagai ungkapan kesehatan jiwa. Baginya, wahyu adalah sumber kehidupan roh, sedangkan roh merupakan sumber kehidupan jasmani. Karenanya, barang siapa yang kehilangan roh, maka ia akan kehilangan kehidupan yang bermanfaat di dunia dan akhirat. Lihat Abdul Aziz bin Abdullah al-Ahmad, Kesehatan Jiwa: Kajian Korelatif pemikinan Ibnu Qayyim dan Psikologi Modern, (Pustaka Azzam: Jakarta), Januari, 2006, hal. 72
[20] Ibid.